sejarah dan kebiasaan desa gunturharjo

Sabtu, 20 Februari 2010

Tip Beternak sapi & Kambing

unia ternak sapi

Ternak Online

Rajanya Pasar Ternak Online…

Bangsa – Bangsa Sapi Potong

Sapi LimousinSapi Limousin

Ternak-Online. Populasi sapi potong Indonesia pada tahun 2002 sebesar 10,436 juta ekor, ternyata sebanyak 28,90 % berada di Jawa Timur ; komposisi populasinya : 46,40 % sapi lokal (terdiri 33,50 % PO ; 63,50 % Madura ; 3,00 % Bali (Anonimus, 2003c)) dan 53,60 % sapi yang tidak teridentifikasi turunannya (undeter-mined breed).

Bangsa adalah tingkatan pengelompokan hewan dalam sistematika atau taxonomi, dimana hewan tersebut telah mempunyai ciri khas tertentu yang diwariskan seutuhnya ke keturunannya (Hardjosubroto dan Astuti, 1994). Sapi PO adalah bangsa sapi hasil persilangan antara pejantan sapi Sumba Ongole (SO) dengan sapi betina lo-kal di Jawa yang berwarna putih (Anonimus, 2003b). Saat ini sapi PO yang murni mu lai sulit ditemukan, karena telah banyak di silangkan dengan sapi Brahman, sehingga sapi POdiartikan sebagai sapi lokal berwarna putih (keabu-abuan), berkelasa dan gelambir. Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tena ga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah ber-anak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik (Affandhy dkk., 2002).

Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu (Hardjosubroto dan Astuti, 1994), yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak (Anonimus, 1987). Karak-teristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas ; bertanduk khas dan jantannya bergumba (Hardjosubroto, 1994).

Sapi Bali, menurut Hardjosubroto dan Astuti (1994) adalah bangsa sapi po-tong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari banteng (Bibos banteng) yang telah dijinakkan berabad-abad yang lalu. Sapi Bali mempunyai angka reproduksi yang ting gi, tingkat adaptasi yang sangat baik terhadap kondisi pakan yang jelek dan lingkungan yang panas serta mempunyai % karkas dan kualitas daging bagus (Anonimus, 1985). Kelemahan sapi Bali adalah rentan terhadap penyakit jembrana dan MCF serta tingkat kematian pedet pra sapih yang mencapai 15 sampai 20 % (Anonimus, 1987). Warna bulu merah bata, pada jantan akan menjadi hitam saat dewasa ; ada warna pu-tih dengan batas yang jelas pada bagian belakang paha, pinggiran bibir atas, kaki ba wah mulai tarsus dan carpus ; mempunyai gumba yang bentuknya khas serta terdapat garis hitam yang jelas pada bagian atas punggung (Hardjosubroto, 1994).

Sapi silangan yang paling diminati peternak di Jatim adalah sapi SIMPO dan LIMPO. Hal ini tampak pada realisasi distribusi straw sapi Simmental dan Limousin tahun 2002 mencapai 556.945 dosis atau sebesar 89,42 % dari total distribusi straw tujuh bangsa sapi yang ada (Anonimus, 2003c). Sapi SIMPO dan LIMPO di Jawa Timur mempunyai performan pertumbuhan prasapih dan pasca yearling yang lebih bagus dibanding sapi PO ; sebagai induk mampu mencapai umur pubertas lebih awal, tetapi efisiensi reproduksinya lebih rendah dibanding PO; sebagai pejantan, mempunyai kualitas semen lebih rendah dibanding sapi PO (Affandhy dkk., 2002).

Sapi SIMPO tidak bergumba dan tidak bergelambir ; warna bulu merah bata, merah tua atau coklat muda, putih kekuningan dan doreng (loreng hitam, putih, me-rah bata dan coklat). Ciri khas sapi SIMPO adalah ada warna bulu putih berbentuk segitiga diantara kedua tanduknya.

Sapi LIMPO tidak berpunuk dan tidak bergelambir ; warna bulunya hanya coklat tua atau kehitaman dan coklat muda. Rata-rata karak teristik morfologi kuantitatif sapi SIMPO dan LIMPO yang dipelihara peternak rak-yat di Jateng, DIY dan Jatim, tercantum dalam Tabel 1.Sapi Ongole berasal dari India, termasuk bangsa Bos indicus, tipe sapi kerja dan pedaging (Siregar dkk., 2003), disebarkan di Indonesia sebagai sapi Sumba Ongole (SO) melalui grading up dengan induk sapi jawa dihasilkan sapi Peranakan Ongole (Hardjosubroto dan Astuti, 1994). Warna bulu sapi Ongole putih abu-abu de ngan warna hitam disekeliling mata, mempunyai gumba dan gelambir yang besar menggelantung, saat mencapai umur dewasa yang jantan mempunyai berat badan kurang dari 600 kg dan yang betina 450 kg (Atmadilaga, 1983).

Sapi Simmental adalah bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar, 1999), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland tetapi sekarang berkembang lebih cepat di benua Eropa dan Amerika, merupakan tipe sapi perah dan pedaging, warna bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan lutut kebawah serta ujung ekor ber warna putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg (Anonimus, 2002b).

Sapi Limousin adalah bangsa Bos turus (Talib dan Siregar, 1999), dikembang-kan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dari Simmental, warna bulu coklat tua kecuali disekitar ambing berwarna putih serta lutut kebawah dan sekitar mata berwarna lebih muda (Anonimus, 2002b).

Secara genetik, sapi Simmental atau Limousin adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur (Anonimus, 2002b) ; sedangkan sapi Ongole adalah tipe sedang yang berasal dari daerah beriklim panas, merupakan sapi tipe kecil sampai sedang sehingga dapat dikembangkan pada kondisi tatalaksana pemeliharaan yang ekstensif (Atmadilaga, 1983).

15 Agustus 2009 Ditulis oleh ternakonline | Artikel, Promosi Harga Sapi | | & Komentar

& Komentar »

  1. salam wae buat…ir dengan calon bozz sapi???jngn khawat dengan 2013 bapak presidenpresiden mencanangkan SWASMBADA daging sapi….kbar gmbira kangge bozz-bozz sapi.

    Komentar oleh Eddi sarwono Bozz SAPI | 23 September 2009 18:04 –> | Balas

  2. salam para pecinta sapi…
    saya pemula didunia ini…kira2 sapi jenis apa yg jadi favorit para peternak dan konsumen?

    untuk para Bozz Sapi, Saya mohon Wejanganya

    Komentar oleh ghyia | 19 November 2009 04:14 –> | Balas

  3. salam hangat…
    saya pecinta ternak sapi, mau tanya untuk modal awal beternak sapi potng kira-kira berapa (sekala rumah tangga)..
    Kalau harga bibit sapi limousin berapa?
    dan sapi jenis apa yang paling mudah untuk di pelihara??
    terimakasih

    Komentar oleh Agung | 30 November 2009 06:25 –> | Balas

« Sebelumnya | Berikutnya »

Site info

Ternak Online

Jumat, 19 Februari 2010

PORT-POUND FISH WARU GUNTURHARJO






Rencana pembangunan dermaga pendaratan perahu ikan di Pantai Waru, Gunturharjo, Paranggupito, untuk menggantikan dermaga di Pantai Klotok yang dinilai tidak memenuhi syarat, yang diporak porandakan ombak pada saat terjadi gelombang pasang di laut selatan. Akhirnya menemui kendala, semua itu sangat sia-sia saja pembangunan tersebut .


Kabid Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Wonogiri, seharusnya untuk memilih lokasi yang tepat itu adalah di daerah Guntur harjo. kenapa disitu, dari segi akses jalan, dan biaya yang di makannya lebih kecil untuk membangun dermaga tersebut walaupun dari pada di mengungkapkan Batik Keris/Danliris mengantongi izin penggunaan lahan di sekitar Pantai Waru sejak 1989. Izin tersebut mestinya habis pada 2009 ini.
”Sekarang tinggal menunggu keputusan BPN (Badan Pertanahan Nasional-red) Kanwil Jateng, apakah akan memperpanjang izin Batik Keris atau menghentikan izin tersebut dan menjadikan tanah itu sebagai tanah negara bebas,” kata Dwi.
Dwi optimistis tanah tersebut akan menjadi tanah negara bebas karena sejak keluar izin untuk Batik Keris pada 1989, tanah itu dibiarkan mangkrak. BPN-pun sudah mengeluarkan surat peringatan (SP) I. Jika sampai SP III tidak ada tanggapan dari Batik Keris maka tanah itu akan langsung ditetapkan sebagai tanah negara bebas.

Dibiayai Pemprov
Kendati masih terkendala status tanah, Dwi mengatakan persiapan untuk pembangunan dermaga itu terus dilakukan. Bappeda Wonogiri, Senin (9/11) mendatang akan berangkat ke Semarang guna melakukan rapat dengar pendapat (hearing) dengan DPRD Jateng.
Karena Pemprov Jateng yang mewacanakan pembangunan dermaga nelayan Pantai Waru sebagai pengganti dermaga Pantai Klotok maka biaya pembangunan termasuk penyusunan detail engineering design (DED) diharapkan dari Pemprov. Untuk penyusunan DED tersebut, lanjut Dwi, akan diusulkan dalam APBD Provinsi Jateng tahun 2010 senilai Rp 700 juta.
”Pemkab sendiri akan menyiapkan embrio pelabuhan nelayan di Pantai Waru dengan membuat makadam dan melakukan pengerukan pantai agar nelayan bisa beraktivitas di tempat itu. Anggaran untuk pembuatan makadam dan pengerukan pantai tersebut diajukan dalam APBD Perubahan 2009 Kabupaten Wonogiri senilai Rp 95 juta,” ujar Dwi.
Sementara itu, sumber Espos membantah kawasan itu dimiliki Danliris/Batik Keris. Yang akan mengembangkan kawasan pantai itu adalah keluarga Handoko. Dia menuturkan dulu kawasan itu akan dijadikan objek wisata. ”Akan dijadikan seperti Kute-nya Bali.”
Baik dari Pemkab maupun pemilik tanah, ujar dia, tidak ada masalah dengan pengembangan kawasan itu. Namun kemudian ada pihak yang mempersoalkannya. Akhirnya rencana itu urung direalisasikan. Bahkan rencana menjadikan kawasan itu sebagai tempat peternakan walet, juga tidak terlaksana

Senin, 15 Februari 2010

DESA GUNTURHARJO






NAMPU BEACH GUNTURHARO